Especially, for my raibow... the real rainbow!
Assalamualaikum, selamat malam.
Teman-teman, saya minta maaf kalau saya ada salah-salah selama kita kenal, kurang lebih dua setengah tahun ini. Kita manusia memang tidak pernah akan bersih dari khilaf dan dosa, walau rajin mandi sehari dua kali. Begitu juga saya, tidak akan pernah tampak sempurna, karena saya hanya hamba Allah yang sangat kecil dan tidak berharga.
Terima kasih sudah mau berbagi dengan saya. Saya tidak mengira kalau dunia perkuliahan saya ini hanya akan diisi oleh sembilan belas kepala, menjadi dua puluh dengan hadirnya saya. Saya juga sepertinya terlalu banyak berharap pada kalian, berharap kalau kita akan melalui masa-masa empat tahun ini bersama-sama layaknya keluarga erat. Saya telah salah, ternyata kita hanya sekedar sahabat, tidak lebih. Kalian (sebagai orang bahasa) pasti tahu bedanya rasa dalam kata 'sahabat' dan 'keluarga'. Tadinya saya berpikir kalau sudah lulus nanti kita akan saling merindukan. Namun sepertinya... tidak.
Saya senang ketika kita sama-sama bertekuk lutut dihadapan tugas-tugas yang bisa saja membunuh kita diam-diam secara perlahan. Juga saat kita banting tulang mewujudkan mimpi-mimpi jangka pendek milik kita, Seminar Bedah Buku, SENADA CINTA, WSC (Pulau Pramuka), IAD (Taman Buah Mekarsari), dan lain-lain yang pernah kita wujudin bareng-bareng. Lelah waktu itu tidak sebanding dengan bahagianya saya bisa bersama dengan kalian. Sumpah! Tidak peduli sukses atau tidak. Tidak peduli naik bis atau tronton. Asalkan bersama kalian saya senang, saya bahagia.
Terima kasih kalian telah mau (secara tidak sadar) menjadi pelangi buat saya. Pelangi? Iya, pelangi. Jangan pura-pura tidak tahu apa itu pelangi. Iya, warna-warna indah yang menghiasi langit, itulah pelangi. Nah, kalian adalah warna-warna indah itu, dan hati serta hari saya adalah langitnya. Walau tak berkekasih, tapi saya punya kalian. Terima (cinta) kasih!
Ya terserah, tulisan ini mau dibilang alay, galau atau lebay. Tapi kita manusia diciptakan sekaligus dengan hak dan kewajibannya. Tapi sumpah, saya sudah menemukan titik jenuh yang selama ini saya hindari!
with love,
@inanrs